Sabtu, 14 Juni 2008

Akhmad Hidayat Syah, (13 th), Binangun

Terjadinya Bencana Tsunami


Pada tanggal 17 Juli 2006, aku pulang sekolah, lalu dibelikan sebuah sepeda. Pada pukul 16.00 terjadilah bencana tsunami di Pantai Widarapayung dan menghebohkan seluruh warga di desaku. Berduyun-duyun warga meninggalkan desa untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi agar selamat.

Sementara itu aku dan keluargaku masih menunggu ayahku yang sekarang ada di pantai itu. Alhamdulillah ayahku selamat dan masih diberi umur panjang oleh Alloh SWT. Ternyata beliau masih hidup dan hanya luka sedikit.

Pada malam harinya di desaku seperti desa mati. Hanya keluargaku dan tetangga dekatku yang tidak mengungsi. Kami berbincang-bincang. Tak lama kemudian ke rumahku datang seorang perempuan dan keluarganya. Mereka menginap di rumahku satu malam dan mereka makan di rumahku.

Keesokan harinya datang seseorang dari Jakarta namanya Bang Nakin, ia ahli akupuntur dan pengobatan lainnya.Pada siang harinya ayahku mendapatkan sebuah sumbangan yaitu kardus mie untuk makan. Lalu mereka pergi lagi ke rumah salah satu teman ayahku.

Mereka berbincabg soal terjadinya tsunami itu yang menewaskan banyak orang. Kejadian itu terjadi begitu saja dan banyak nyawa yang hilang, bahkan ada wanita yang hamil meninggal di sana dan banyak bangunan yang rusak.

Hari berikutnya, di rumahku banyak sekali orang datang karena ingin diobati oleh bang Nakin. Semua pasiennya bisa sembuh labih cepat.

Beberapa waktu kemudian, melalui pemerintah, dilakukanlah pembangunan kembali Pantai Widarapayung. Dan pantai yang saat terjadinya tsunami mengalami kerusakan yang hebat dan menjadi prakporanda, maka kembali menjadi indah.

Namun kejadian tsunami masih berbekas di pantai itu dan masih memberi kenangan buruk bagi orang-orang di sana. Begitulah kisahku pada waktu tsunami itu terjadi dan begitu cepatnya merenggut nyawa seseorang yang sangat berharga.

1 komentar:

Admin mengatakan...

Salam Damai Pantai Ketapang Indah Sidaurip