Sabtu, 03 Mei 2008

Karisma (13 th), Binangun, 002

TSUNAMI

Pada tanggal 17 Juli 2006, semua orang menjerit ketakutan. Aku yang sedang bersantai-santai di depan rumah bersama bapak dan ibu, seketika mempalingkan muka ke jalan raya yang sipenuhi dengan kendaraan bermotor. Wakti itu aku dan keluargaku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi, setelah aku mendengar suara teriakan itu, mereka meneriakkan, “Tsunami... tsunami...”

Jjantungku langsung berhenti sejenak, kaki terasa lemas dan rasanya aku ingin pingsan. Bapak dan ibuku langsung bergegas menyiapkan kendaraan dan membereskan barang berharga milik kami. Kakakku yang waktu itu baru saja pulang, langsung menaikkanku ke atas motor.

Aku dan ibuku tak henti-hentinya mengucap asma – asma Alloh. Saking sesaknya jalanan, aku melihat banyak orang yang mengambil jalan pintas. Ada yang melewati jalan yang tak semestinya, sampai-sampai ada banyak kecelakaan. Waktu itu aku berfikir, hidupku hanya sampai di sini, tapi Tuhan berkata lain. Aku dan keluargaku masih doiberi kesempatan hidup.

Menjelang malam pukul 19.00, adzan isya pun ku dengar. Untung saja tempat aku mengungsi sekrang dekat dengan masjid jadi aku bisa sekalian sholat. Dalam sholat aku berdoa agar Alloh mau memaafkan dosa-dosaku dan kedua orang tuaku dan aku berharap Alloh mengirim cobaan ini hanya untuk memperingatkan agar manusia lebih bisa menginstrospeksi dirinya sendiri.

Setelah aku slesai sholat aku dengar ada pengumuman dari Polres setempat kalau Daerah tempat aku tinggal sudah aman. Aku dan keluargaku pun bergegas pulang, walaupun masih dengan perasaan was-was. Setelah aku sampai di rumah aku bersyukur banget sama Alloh. Waktu sampai di rumah ternyata sudah jam 21.00. makanya dari tadi mataku merem melek terus.

Dua hari setelah kejadian tsunami, Bapak dan Ibu Negara, Bapak Sby dan Ibu Ani Yudhoyono ibu negara, berkunjung ke daerahku. Waktu itu aku berharap dengan berkunjungnya Bapak Presiden, mungkin bisa meringankan beban masyarakat di daerahku.

Siang harinya ibu dan kakakku pergi ke tempat yang terkena dampak tsunami, aku dan kakakku tak bisa berkata apa-apa. Ternyata benar apa yang dituliskan di ayat suci Al-Qur’an “jika Alloh sudah berkata terjadi ya terjadilah”.

Ternyata ini semua keagungan Alloh. Banguna yang dibuat dari besi betonpun bisa hancur rata dengan tanah, hanya dengan air laut, dan dengan waktu yang tak kurang dari tiga menit, Dan manusia yang memiliki akal dan dan bisa berlaripun tak luput menjadi korban.

Subkhanalloh...Keagungan tuhan. Di ssana aku masih melihat banyak mayat berserakan, dengan tubuh yang tak sempurna dan tersayat-sayat. Bau busukpun mulai tercium, aku tak prcaya, aku dan keluargaju masih selamat dalam musibah besar ini.

Tidak ada komentar: