Sabtu, 03 Mei 2008

Taufik Nurrohman (13 th), Binangun, 013

TSUNAMI

Pada waktu itu bertepatan dengan MOPP di sekolahku, yaitu SMPN 1 Binangun. Pada waktu pukul kira-kira 16.00 WIB sore ketika saya sedang asyik bermain layang-layang dengan kawan-kawan. Tiba-tiba ada suara gemuruh dari arah selatan Pulau Jawa. Saya kira itu hanya suara orang yang iseng menyalakan petasan yang besar. Lalu dari arah selatan terdengar suara orang-orang yang berlarian dan berteriak, “Tsunami, tsunami”.

Karena ketakutan saya melepaskan benang layang-layangku dan berlari sambil menangis. Di rumah saya mengatakan kepada ibuku yang sedang di dapur dan sdang menggorng ikan sebagai lauk untuk makan nanti malam. Ibuku berkata, “Bagaimana ini?”

Ayah dan kakakku sedang pergi. Saya dan ibuku sangat bingung. Tetangga-tetangga saya pun berlarian untuk mengungsi sambil membawa barang-barang berharga serta pakaian. Lalu saya dan ibuku menata baju-bajuku dan ibuku, serta kakak dan ayah.

Pamanku memanggil, “Ayo cepat”

Lalu kami pun tergesa-gesa sampai dompet ibuku terselip diantara baju-baju yang di karung. Lalu saya menggendong tas dan membawa karung dan keluar rumah. Tiba-tiba pamanku yang saya suruh untuk menunggu sudah menunggu lebih dulu. Saya dan ibuku pun lari untuk mengungsi.

Untung saja di perempatan ada tumpangan mobil bak milik Pak Lurah. Kami pun segera naik. Jalan sangat padat. Ada juga orang-orang yang mengungsi dengan berjalan kaki. Di belakangku ada orang yang sudah terkena tsunami. Tubuhnya belepotan dengan pasir dan basah kuyup kedinginan. Orang tersebut mengatakan, “Tsunami sudah sampai di perempatan Widara payung”

Kami pun sangat ketakutan. Karena sedang ada pembanguna irigasi, jalan pun menjadi macet. Ketika saya sampai di perempatan Pucung , aku dan ibuku turun dari mobil, karena kami bertemu dengan ayah. Dan kami pun naik motor untuk ke Buntu. Ketika kami baru sampai di Kroya, aku bertemu dengan tetanggaku.

Banyak orang-orang yang mengungsi di gedung-gedung tinggi, karena keadaannya sangat buruk, kami pun berpisah dengan tetanggaku. Kami pun mwngungsi ke Buntu, karena di sana ada teman ayahku. Day saya pun menginap di sana untuk satu malam. Saya tertidur di sana, dan ketika saya bangun, kakakku sudah ada di dekatku. Karena hal tersebut hati saya sedikit tenang. Dan saya tidur lagi. Paginya kami pun pulang ke rumah untuk mengetahui keadaan yang terjadi. Ternyata baik-baik saja.

Tidak ada komentar: