Sabtu, 03 Mei 2008

Risky Rinanda H (14 th), Binangun, 009

LEGENDA TSUNAMI DI
PANTAI SELATAN


Pada tanggal 17 Juli 2006 telah terjadi gempa dengan kekuatan 6,9 skala ritcher dan menghasilkan tsunami. Bencana tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 dan setelah saya mendengar berita tersebut, saya dan juga ayah sya pergi ke pantai untuk melihatnya. Dan ternyata banyak orang di sana. Orang-orang di sana sedang mengambil ikan dan saya pun ikut mengambil ikan. Ikan itu terbawa hamparan ombak.

Sekitar 20 menit kmudian ombak itu ke utara kembali, namun tidak sebesar yang poertama. Karena saya takut terjadi kembali, sapa pun pulang. Setibanya di rumah, saya dan ayah pun dimarahi, mungkin karena yang memarahi itu khawatir. Di daerah saya sudah tiada orang yang tersisa. Mereka semua sudah mengungsi. Kemudian saya dan keluarga pergi mengungsi di rumah saudara, rumahnya di pasuruan Kecamatan binangun.

Di sana saudara-saudara saya berkumpul. Stelah saya dan ibu saya di sana kemudian syah saya pulang ke rumah bersama tetangga laki-laki untuk menjaga rumah dari kemalingan.

Di pengungsian tersebut saya tidur semalam. Setelah pagi pun saya pulang. Dan saya melihat sekolahku yang megah ini SMP N I Binangun, digunakan untuk menaruh para mayat yang terkena bencana. Dai bencana tersebut, amsyarakat dari desa saya yang terbawa arus / ombak ada sekitar 3 orang yang meninggal.

3 hari kemudian ada kabar dari orang-orang akan terjadi tsunami susulan. Pada saat itu ayah dan ibu saya sedang melihat pantai yang terkena bencana tsunami tersebut.

Kemudian saya dan saudara saya mengungsi ke daerah Kroya belum sampai ke tempat pengungsian saya dijemput oleh kedua orang tua saya untuk pulang ke rumah. Dan ternyata kabar tersebut hanya isu saja. Setelah sekitar satu minggu baru kami melaksnaakan kegiatan seperti biasa.

Tidak ada komentar: