Senin, 21 April 2008

LUCITANIA DEWI (14), Penggalang, Adipala, 015


Kepanikan Saat Gempa dan Tsunami

Senin, 17/7/2006 lalu sekitar pukul 16.00 terjadi gempa berkekuatan 5,5 Skala Ritcher yang melanda Daerah Jakarta, Bandung, Pangandaran, dan Cilacap. Tak lama kemudian terjadi tsunami yang menimpa Pantai Selatan Pulau Jawa. Saat berita itu terjadi / tersebar, terjadi kepanikan di desa saya. Sungai Serayu yang dulunya tenang dan menjadi tempat mencari nafkah, kini menjadi tempat yang paling ditakuti.

Saat kabar tsunami tersebar, banyak warga yang lari ke sana kemari untuk mengungsi dan bahkan banyak warga yang menyiapkan tangga untuk menyelamatkan diri dengan cara naik ke atas genteng.

Berbeda dengan desa saya Penggalang, di sana sedikitpun orang-orang tidak merasakan kepanikan dan tidak akan pernah mengungsi. Warga di desaku hanya merasa panik jika rumah mereka di jarah oleh orang-orang yang tidak bertangung jawab.

Oleh karena itu, mereka hanya berdiam diri di rumah saja. Walaupun tsunami itu memang benar-benar terjadi, mereka hanya bisa pasrah dengan kejadian seperti di Aceh. Tapi alhasil kabar tsunami itu tidak benar-benar terjadi dan warga pun dengan senang menjalankan aktivitas mereka masing-masing.

Hari kedua bencana gempa dan tsuami masih dirasakan gonjang-ganjing oleh kami. Sekitar pukul 11.30 diisukan kembali berita tersebut. Berbeda dengan hari pertama, warga desa sangat tenang, tetapi sekarang mereka panik dan mereka berkumpul di jalan agar mereka tidak terkena reruntuhan akibat tsunami. Tetapi setelah aparat dari kelurahan mengecek, ternyata berita itu tidak benar dan warga pun kembali menjalankan aktivitas masing-masing..

Tidak ada komentar: