Senin, 21 April 2008

SRI ENDAH MENTARI (15 th), Welahar, Adipala, 005


Orang-orang teriak tsunami… tsunami…

Hari itu tepat pukul 16.00 WIB. Orang-orang teriak tsunami… tsunami… Aku pun keluar rumah. Aku ingin tahu apa yang terjadi. Aku keluar rumah. Orang-orang lari ketakutan. Aku pun ikut lari. Aku mencari adikku ke kebun belakang rumahku. Namun adikku tak ada di sana dan aku lari pulang ke rumah. Aku mendengar adikku menangis. Ternyata adikku menangis karena takut. Soalnya ibuku di kebun dekat dengan laut.

Setelah aku mendengar adikku menangis memanggil-manggil ibu, aku ikut menangis. Tiba-tiba ibuku dating dan memanggil aku dan adikku. Kami sekeluarga siap-siap untuk pergi dari rumah, namun aku dan adikku disuruh pergi duluan ke rumah lilik.

Aku pun pergi ke rumah lilikku, sesampainya di rumah lilik. Lilik nggak ada di rumah, adiku pun menagis, minta pulang ke rumah. Aku pulang ke rumah dengan adikku.

Namun aku kelupaan tas yang dibawaku ketinggalan di teras rumah lilik dan malam harinya aku ambil tas dengan kakakku. Setelah mengambil tas aku dan kakakku pergi ke terminal Adipala untuk melihat korban orang-orang yang ngungsi. Lalu aku bertemu dengan kakak kelasku Kavinah namanya. Katanya air laut sudah sampai ke rumahnya. Dan akupun pulang lagi ke rumah.

Sesampainya di rumah kakak aku, yang ada di Hong kong nelepon katanya di suruh ngungsi ke rumah Lik Barudin. Namun ibuku tetap di rumah. Banyak orang-orang pergi ke Adipala untuk ngungsi namun banyak juga yang tidak mengungsi. Sudah pukul 23.15 aku pun tidur.
Pagi-pagi aku berangkat sekolah. Di sekolah semua membicarakan tsunami yang baru terjadi dan tidak banyak siswa yang dating. Mungkin teman-teman masih trauma. Ibu bapak guru menyuruh kami berdoa dan pulang.

Sesampainya di rumah katanya ada tsunami lagi. Katanya airnya sudah sampai Bunton koplak Dokar. Aku pulang ke rumah dan siap-siap untuk ngungsi. Namun itu hanya isu. Saya dan keluarga saya tidak jadi ngungsi dan katanya malam rabu sekitar pukul 23.00 WIB terjadi tsunami lagi. sDan sampai sekarang banyak teman-teman yang tidak masuk karena masih trauma.

Tidak ada komentar: