Senin, 21 April 2008

RIRIN YULIANA (23 th), Penggalang, Adipala, 013

saya menangis sambil berdoa

Pada hari senin saya bermain dengan teman. Dan saya juga membantu ibuku di dapur. Dan pada pukul 15.00 WIB ada salah satu orang memberitahukan bahwa di Bunton ada tsunami. Dan tetangga saya juga tahu, karena di pulang dari Bunton dan dia menangis-nangis. Dia bilang ke ibunya bahwa di bunton ada tsunami. Dan keluargaku dengar pembicaraan orang bahwa di bunton ada tsunami dan saya menangis sambil berdoa.

Ibuku menyuruh saya untuk memasukan baju ke dalam tas dan keluargaku sangat ketakutan dan keluargaku juga sudah siap-siap. Warga tahu semuanya dan jadinya warga saya ribut karena ada tsunami dan gempa bumi.

Semua ibu mencari-cari anak-anaknya dan bibi saya bingung karena dia mempunyai anak dan lindu (gempa) datang dan semua warga keluar rumah karena mereka takut nanti rumahnya hancur.

Pada pukul 19.00 WIB wargaku mengungsi. Mereka semua berlari-lari dengan cepat dengan sambil menangis. Saya ngungsi di rumah nenek. Semua warga ngungsinya jauh-jauh. Ada yang ke Purwokerto dan Maos dan juga ada yang ke masjid-masjid. Setelah itu lindu berhenti. Malam-malam saya menonton berita tentang gempa bumi dan tsunami.

Setelah itu saya tidur pada pukul 23.15. Saya dibangunkan oleh ibu,, katanya lindu akan datang dan tsunami juga akan datang. Semua warga memukul kentongan dengan keras, agar warga bangun.

Saya keluar rumah. Dan ternyata banyak sekali orang yang menyiapkan anda (tangga) di atap rumahnya. Di jalan banyak sekali orang yang berjalan menuju ke timur dan banyak motor, mobil, truk yang berjalan. Sementara saya membawa pakaian tidak banyak-banyak.

Banyak bayi yang dibawa lewat kuburan karena kuburannya dekat dengan pengungsian. Setelah itu lindu berhenti lagi dan saya masuk ke rumah lagi. Kemudian saya tidur lagi. Keesokan harinya saya pulang berjalan kaki, setelah itu saya sampai rumah.

Tidak ada komentar: