Senin, 21 April 2008

RESTU, (13 th), Penggalang, Adipala, 003


Semua orang panik

Pada hari senin sore sekitar pukul 15.30 terjadi gempa bumi. Waktu itu saya sedang membantu orang tua.

Setelah 10 menit terjadi gempa lalu dating air yang sangat deras di pantai selatan. Semua orang panic dan takut dan berlarian ke sana ke sini. Setelah air sedikt reda, orang-orang desa pada pergi menfungsi ke sbuah gunung di Sanggrahan untuk menyelamatkan diri.

Pada malam harinya sekitar pukul 10 malam tsunami itu terjadi lagi orang desa semua panic lagi termasuk saya. Walaupun saya dan keluarga saya sudah mengungsi saya tetap panic.

Pada hari selasa saya pulang ke rumah untuk melihat situasi si sungai Serayu. Pada saat itu saya tidak boleh masuk sekolah dulu karena masih takut dan panic ada tsunami susulan.

Warga desa melakukan ronda malam untuk jaga-jaga kalau ada tsunami lagi.

Pada hari rabu saya sudahj agak sedikit tidak panic karena sudah tidak ada ysunami di desaku lagi. Saya cukup senang dan saya bermain seperti biasa di dekat Sungai Serayu. Saya dan teman-teman bermain sepak bola sambil melihat-lihat situasi di sungai. Saya juga memancing ikan di sungai dengan ayah dan teman saya.

Pada malam harinya pergi ke rumah bu gede saya untuk melihat keadaan apakah baik-baik saja. Terus saya pulang dan tidur. Sekitar pukul 12 malam ada orang ke rumahku katanya ada tsunami lagi. Saya dan keluarga saya panic. Saat mendengar kabar itu.

Pada keesokan harinya ternyata tidak ada apa-apa, tetapi sampai sekarag saya tetap merasa takut dan waspada kalau ada tsunami lagi.

Tidak ada komentar: